Hai Semua, kali ini Lab Multimedia akan mengajak pembaca untuk mengenal Teknologi 3D (3-Dimensional / 3-Dimensi). Teknologi 3D yang akan kita bahas bukan animasi 3D dalam membuat karakter, benda, objek, dan lain-lain. Namun, yang akan kita bahas adalah Teknologi 3D Stereoskop.
Teknologi 3D Stereoskop memungkinkan gambar dengan permukaan rata (dimensi lebar dan dimensi tinggi), dapat dilihat seperti sebuah ruangan yang memiliki kedalaman dengan objek timbul seperti nyata. Seperti jika penonton melihat isi akuarium. Selanjutnya, kita akan membahas secara sederhana tentang Teknologi 3D Stereoskop. Mulai dari prinsip, cara kerja, dan ragam teknologinya saat ini.
Pada bagian (1) ini, kita akan mengenalkan prinsip dasar dari 3D Stereoskop, bagaimana gambar stereoskop menciptakan kesan 3D pada mata kita.
Prinsip Dasar Stereoskop
Pada dasarnya, gambar dalam Stereoskop 3-Dimensi meniru apa yang kita lihat dengan dua mata kita sendiri. Jarak mata manusia sekitar 2 setengah inci, atau kira-kira 6 cm. Jarak tersebut dinamakan Jarak Interocular, dengan jarak tersubut, maka terdapat sedikit perbedaan sudut penglihatan antara mata kanan dan mata kiri kita ketika melihat suatu objek.
Sudut dan perspektif yang berbeda ini kemudian digabungkan dan diterjemahkan oleh otak manusia untuk mengukur jarak, menghasilkan objek 3D. Prinsip ini dinamakan penglihatan binokular, yang dijadikan prinsip dasar 3D Stereoskop.
Saat mengambil gambar 3D, kedua mata kita diadopsi menjadi dua kamera yang digunakan untuk menangkap gambar yang terpisah dari objek yang sama dari sudut yang sedikit berbeda dengan satu sudut pandang tetap.
Ketika diputar ulang pada layar plano-stereoscopic, gambar yang diambil oleh kamera kiri ditampilkan hanya untuk mata kiri dan begitupun gambar oleh mata kanan hanya untuk mata kanan kita.
Otak kita kemudian mengkombinasikan dua gambar ini untuk memberikan persepsi kedalaman.
Interaxial
Jarak antara kamera kiri dengan kamera kanan dinamakan interaxial.
Pengaruh interaxial terhadap hasil gambar 3D adalah kedalaman dari 3d tersebut. Semakin lebar jarak antara dua kamera, maka semakin dalam gambar yang didapat. Untuk lebih jelas, dapat kita perhatikan di gambar berikut.
[zee_container class=”” id=””]
Narrow Interaxial
[zee_columns]
[zee_column size=”6″ id=”column1″]
[/zee_column]
[zee_column size=”6″ id=”column3″]
[/zee_column]
[/zee_columns]
[/zee_container]
[zee_container class=”” id=””]
Normal Interaxial
[zee_columns]
[zee_column size=”6″ id=”column1″]
[/zee_column]
[zee_column size=”6″ id=”column3″]
[/zee_column]
[/zee_columns]
[/zee_container]
[zee_container class=”” id=””]
Wide Interaxial
[zee_columns]
[zee_column size=”6″ id=”column1″]
[/zee_column]
[zee_column size=”6″ id=”column3″]
[/zee_column]
[/zee_columns]
[/zee_container]
Convergence
Convergence point / titik konvergensi menentukan dimana posisi objek terhadap permukaan layar. Titik konvergensi didapat dengan memutar kamera secara horizontal (toeing) atau dengan Horizontal Image Translation (H.I.T) di tahap pasca produksi.
Titik konvergensi menjadi acuan permukaan layar. Objek yang berada lebih dekat dari titik konvergensi, akan tampil di depan permukaan layar. Sementara objek yang berada di belakang titik konvergensi akan tampil di belakang layar,
[zee_container class=”” id=””]
Parallel Convergence
Konvergensi parallel berarti tidak ada titik konvergensi dikarenakan kamera disetting parallel. Jika kita menggunakan setting seperti ini, maka posisi objek 100% di depan permukaan layar.
[zee_columns]
[zee_column size=”6″ id=”column1″]
[/zee_column]
[zee_column size=”6″ id=”column3″]
[/zee_column]
[/zee_columns]
[/zee_container]
[zee_container class=”” id=””]
Convergence on the Object
Jika titik konvergensi berada tepat di objek, maka objek tersebut akan tampil tepat di permukaan layar.
[zee_columns]
[zee_column size=”6″ id=”column1″]
[/zee_column]
[zee_column size=”6″ id=”column3″]
[/zee_column]
[/zee_columns]
[/zee_container]
[zee_container class=”” id=””]
Convergence in front of Object
Jika titik konvergensi berada di depan layar, maka objek muncul di belakang layar.
[zee_columns]
[zee_column size=”6″ id=”column1″]
[/zee_column]
[zee_column size=”6″ id=”column3″]
[/zee_column]
[/zee_columns]
[/zee_container]
Screen Parallax
Parallax adalah istilah untuk pemisahan antara gambar untuk mata kiri dan gambar untuk mata kanan pada layar display.
Sekian dulu dari kami untuk bagian (1). Nantikan bagian selanjutnya untuk lebih mengenal teknologi 3D Stereoskop.
Source : Simon Reeve & Jason Flock – Basic Principle of Stereoscopic 3D
[…] dasar dari Teknologi 3D Stereoskop. Bagi yang belum baca artikel sebelumnya, silakan baca di Mengenal Teknologi 3D Stereoskop (1). Sekarang kita coba bahas tentang teknologi menampilkan 3D ke […]