19th Ave New York, NY 95822, USA
+1 916-875-2235
+1 916-875-2235

Teknologi 3D Stereoskop (2) | Menampilkan 3D

Hai pembaca semua, sebelumnya kita sudah membahas tentang prinsip dasar dari Teknologi 3D Stereoskop. Bagi yang belum baca artikel sebelumnya, silakan baca di Mengenal Teknologi 3D Stereoskop (1). Sekarang kita coba bahas tentang teknologi menampilkan 3D ke penonton.

Ada beberapa metode yang telah dikembangkan oleh para teknokrat di bidang 3D yang bisa kita nikmati sekarang.

 

Anaglyph

Teknologi anaglyph adalah teknologi pertama untuk menyajikan gambar/film 3D. Anaglyph memiliki sepasang gambar dimana masing-masing gambar ditampilkan menggunakan warna yang berbeda.

3d - Anaglyph2
Gambar 3D Anaglyph dilihat dengan kacamata red-cyan.

Dua gambar yang tumpang tindih tersebut kemudian dilihat menggunakan kacamata anaglyph (red-cyan, green-magenta, amber-blue) tergantung warna yang digunakan. Dikarenakan metode untuk memisahkan gambar stereo menggunakan saluran warna, maka karena itu hasil persepsi 3D dari anaglyph adalah monokrom, meskipun anaglyphs warna dapat dibuat.

Kacamata 3D anaglyph memfilter warna yang sama pada layar. Sehingga tiap mata dapat melihat gambar yang benar.

Anaglyph
Ilustrasi cara kerja kacamata anaglyph

Kekurangan Anaglyph :

  • Ghosting – Beberapa warna dari gambar kiri masuk ke mata kanan atau sebaliknya, mengakibatkan bayangan samar akan terlihat.
  • Retinal Rivarly – Jika kecerahan antara gambar kanan dan kiri berbeda, gambar akan terlihat kusam.
  • Monokrom – Setiap mata hanya menerima sebagian warna dari RGB.

Kelebihan Anaglyph :

  • Siapapun yang memiliki penglihatan normal dapat merasakan gambar 3D dari anaglyph.
  • Tidak memerlukan teknik khusus untuk melihat anaglyph.
  • Murah. Kacamata 3D anaglyph mudah didapatkan dengan harga relatif murah, dan dapat ditampilkan di berbagai device biasa. Tidak memerlukan device khusus, atau filter khusus.

 

Terpolarisasi / Passive 3D

Sistem 3D terpolarisasi sering disebut juga Passive 3D karena kacamata tidak memerlukan daya (baterai) untuk mengoperasikannya. Sistem ini menggunakan metode filter gelombang cahaya. Secara normal, gelombang cahaya bergerak memutar ke segala arah, filter polarisasi akan menyaring gelombang cahaya sehingga bergerak ke arah tertentu saja.

3d - polarized con
Filter polarisasi mengarahkan gelombang cahaya ke arah tertentu

Untuk menampilkan 3D, proyeksi berasal dari 2 proyektor yang berbeda. Masing-masing proyektor menampilkan gambar yang berbeda untuk tiap mata. Gambar yang diproyeksikan akan melewati filter polarisasi terlebih dahulu, kemudian dua gambar yang telah difilter diproyeksikan ke layar khusus yang sama.

Layar yang digunakan tidak dapat layar biasa, namun haruslah layar khusus yang dinamakan silver screen agar dapat memantulkan gelombang cahaya yang telah terpolarisasi. Jadi ketika pengusaha bioskop akan mengupgrade teater mereka ke teater 3D, maka butuh biaya besar yang dikeluarkan.

Gambar diproyeksikan dari 2 proyektor yang kemudian diterima oleh kacamata.
2 Proyektor difilter untuk memproyeksikan gambar ke layar yang sama kemudian diterima oleh kacamata.

Penonton menerima gambar dari layar melalui kacamata 3D Terpolarisasi, yang setiap lensanya memiliki filter terpolarisasi yang beda. Lensa kacamata akan membiarkan gelombang cahaya yang searah, dan menahan gelombang cahaya yang berlawanan. Sehingga tiap mata akan menerima gambar yang berbeda untuk menghasilkan kesan 3D.

Ilustrasi cara kerja kacamata terpolarisasi.
Ilustrasi cara kerja filter kacamata terpolarisasi.

Kekurangan 3D Terpolarisasi:

  • Biaya produksi yang mahal. Diperlukan silver screen, 2 (dua) proyektor, dan filter khusus.
  • Kepala tidak dapat miring, harus dilihat dari sudut pandang yang tepat.
  • Sering terjadi bias/baur antara gambar kiri dan kanan.
  • Dikarenakan dua proyektor menyorot ke layar yang sama, maka resolusi yang dihasilkan tiap mata hanya setengah dari resolusi film.

Kelebihan 3D Terpolarisasi:

  • Harga kacamata lebih murah dibandingkan aktif 3D.
  • Bobot kacamata lebih ringan.
  • Tidak terjadi flicker/kedipan.
  • Gambar yang diterima lebih terang.

 

Shutter / Active 3D

Shutter 3D sering disebut juga Active 3D karena kacamata memerlukan daya (baterai) untuk mengoperasikannya. Active 3D biasanya digunakan oleh LCD 3D TV karena teknologi tersebut lebih mudah untuk diterapkan pada sebuah televisi.

Kacamata 3D Active memiliki lensa LCD yang secara bergantian menghalangi cahaya masuk ke mata. Proses tersebut tersinkronisasi dengan TV yang menampilkan gambar kiri dan gambar kanan secara bergantian pula. Jika TV menampilkan gambar kanan, maka kacamata akan membuka mata kanan dan menutup mata kiri, begitu pula sebaliknya. Proses ini berjalan sangat cepat sehingga penonton tidak menyadari “shutter effect” yang terjadi.

Lensa kanan dan kiri bergantian menghalangi cahaya masuk ke mata.
Lensa kanan dan kiri bergantian menghalangi cahaya masuk ke mata.

Kekurangan 3D Active:

  • Biaya produksi dan kacamata yang mahal.
  • Terkadang mata terkesan berkedip-kedip karena shutter effect.
  • Warna yang masuk ke mata lebih gelap dibandingkan 3D Terpolarisasi
  • Dikarenakan terdapat baterai dan komponen, maka bobot kacamata lebih berat.

Kelebihan 3D Active:

  • Resolusi yang ditampilkan penuh. Tidak seperti Passive 3D.
  • Dapat dilihat dari sudut pandang manapun.
  • Kepala dapat miring ketika melihat layar.
  • Gambar dapat dilihat dengan spektrum yang tepat.

 

Interference Filter System

Teknologi ini yang digunakan Dolby 3D dalam menyajikan 3D ke penonton. Teknologi ini mengadopsi prinsip dari anaglyph 3D dengan pengembangan lebih lanjut. Jika Anaglyph menggunakan warna sebagai filter, teknik ini menggunakan panjang gelombang tertentu dari RGB untuk mata kanan, dan panjang gelombang berbeda dari RGB untuk mata kiri.

Konsep Interference Filter System
Konsep Interference Filter System

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa RGB untuk mata kiri berbeda dengan RGB untuk mata kanan. Kacamata khusus yang digunakan menyaring panjang gelombang yang sangat spesifik sehingga gambar yang benar yang muncul di tiap mata.

Jika pembaca menyaksikan film 3D di teater dengan teknologi Dolby 3D, apabila diperhatikan lebih detail warna di mata kanan dengan warna di mata kiri sedikit berbeda.

Kacamata Dolby 3D
Kacamata Dolby 3D

Berbeda dengan passive 3D yang harus menggunakan silver screen, Dolby 3D cukup menggunakan layar yang sudah tersedia di teater tersebut. Itu akan menghemat jika pengusaha bioskop akan mengupgrade teater mereka ke teater 3D. Penyedia teater cukup menambahkan filter spektrum warna di proyektor mereka.

3d - dolby wheel
Filter spektrum warna pada Dolby 3D

Kekurangan 3D IFS:

  • Harga kacamata sangat mahal, itu sebabnya kacamata harus dikembalikan ketika keluar dari teater Dolby 3D.
  • Kecerahan layar sedikit berkurang karena filter.
  • Terkadang terjadi shifting, gambar bergerak ke kiri/kanan.
  • Bobot kacamata yang lumayan berat.

Kelebihan 3D IFS:

  • Resolusi yang ditampilkan penuh.
  • Ghosting sangat jarang terjadi.
  • Biaya untuk upgrade ke 3D murah.

 

Itulah beberapa teknologi 3D yang ada saat ini. Akan banyak teknologi-teknologi kedepannya untuk menampilkan 3D. Sekian dari Tim Lab Multimedia, semoga artikelnya bermanfaat.

 

Sumber :

Simon Reeve & Jason Flock – Basic Principle of Stereoscopic 3D 
https://www.dolby.com/us/en/technologies/dolby-3d.html#4
https://www.3dfury.eu/dictionary/polarized-3d-glasses.html

Related Posts

Leave a reply